April 19, 2024

poupnews

Berita Lengkap Dunia

Apakah Indonesia tempat yang buruk untuk bandara?

Dalam beberapa menit setelah Sriwijaya 182 lepas landas dari Bandara Jakarta di Indonesia ke Pontianak Sabtu lalu, kecelakaan itu merupakan bukti lain dari keselamatan udara Indonesia yang buruk.

Negara ini pernah mengalami sejumlah kecelakaan di masa lalu karena tindakan keselamatan yang buruk termasuk perawatan yang buruk, pelatihan pilot, kegagalan komunikasi atau mekanis, dan masalah kontrol lalu lintas udara. Sejauh ini 104 kecelakaan dan 2.353 kematian terjadi dalam kategori itu. Menurut sebuah studi keselamatan penerbangan, Indonesia adalah salah satu tempat terburuk di Asia untuk menerbangkan pesawat.

Artinya, Sabtu lalu (09 Desember) SJ182 jatuh ke laut tak lama setelah lepas landas. Belum jelas apa yang menyebabkan kecelakaan itu. Sementara misteri kecelakaan itu tetap ada sampai kotak hitam pesawat ditemukan, dikatakan bahwa kecelakaan itu mungkin disebabkan oleh hujan lebat. Penyebab kecelakaan baru akan diketahui setelah penyelidikan rinci atas kecelakaan tersebut.

Jet 737, salah satu pesawat paling sukses sepanjang masa, pertama kali terbang pada tahun 1967. Ini adalah bagian dari Boeing Classic 737-500 Sriwijaya Air Jet yang sekarang kontroversial. Pesawat 737 Max diluncurkan pada akhir 2017. Juga pada Oktober 2018, Lion Air Penerbangan 610 dan pada Maret 2019, Ethiopian Airlines Penerbangan 302 terlibat dalam kecelakaan serius.

Selain itu, letusan gunung berapi di Indonesia dilaporkan menyebabkan lebih banyak kecelakaan karena partikelnya terserap ke dalam mesin pesawat jet. Dan pada 2019, setelah letusan Gunung Ali, bandara Bali dibatalkan dan sejumlah besar penerbangan dialihkan dari sana. Dengan pemanasan global, peristiwa cuaca ekstrem juga menjadi lebih umum.

Akibat ketidakkonsistenan tersebut, penerbangan Sriwijaya 182 ditunda sekitar satu jam. Analis penerbangan independen Jerry Sojatman mengatakan: “Kami harus menunggu laporan akhir dari penyelidikan untuk mengetahui penyebab sebenarnya dari insiden tragis ini. Kecelakaan itu dikatakan disebabkan oleh cuaca buruk.

READ  Aktivitas Petualangan di Dunia yang Wajib Kamu Alami!

Laporan insiden:

Kegagalan komunikasi juga menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan di Indonesia. Dan seiring wabah virus corona tahun lalu melanda dunia, begitu pula dampaknya pada perjalanan udara. Berangkat dari Surabaya pada Desember 2014, Air Asia P.T. Selama penerbangan, pilot Indonesia dan co-pilot Prancis kehilangan kendali dan jatuh ke laut saat mencoba memperbaiki kesalahan.

Seperti banyak bandara di negara ini, Sokarno-Hatta Jakarta sedang berjuang untuk mengatasi booming perjalanan udara Asia. Kapasitas tahunan yang dirancang telah diperluas untuk melayani sekitar 60 juta penumpang. Padahal, pada 2019, sebelum dampak Corona, jumlahnya sekitar 80 juta. Landasan pacu ketiga dibuka Januari lalu untuk membantu mengurangi kemacetan dan seringnya penundaan udara.

Didirikan pada tahun 2003, Srivijaya Air saat ini beroperasi di 53 rute. Sebagian besar penerbangan ini menuju ke beberapa negara internasional, termasuk Malaysia, Delhi, dan Timor Leste. Ada empat insiden lagi yang melibatkan jet, tanpa ada kecelakaan sebelumnya. Mei lalu, sebuah Boeing 737-33A jatuh dari landasan pacu pada Mei 2017 lalu.

Sebelumnya pada tahun 2012, satu lagi Boeing jet 182 jatuh dari landasan pacu akibat kerusakan gigi saat mendarat di Pontianak, Kalimantan Barat. Hujan deras pada saat itu menjadi penyebab utama kecelakaan tersebut. Selain itu, Transnosa Aviation yang berdiri sejak 2012 dan Lion Air yang berdiri pada 1999 pernah mengalami kecelakaan parah.

Jet Boeing 737-500 telah terlibat dalam delapan kecelakaan lambung-los. Ini semua adalah insiden di mana kerusakan udara tidak dapat diperbaiki. Total 220 nyawa hilang dalam kecelakaan ini. Pada September 2008, 88 orang tewas dalam kecelakaan pesawat Aeroflot PJSC 737-500. Kecelakaan berikutnya pada Juli 1993 menewaskan 68 orang di Asiana Airlines Inc. Penyelidik mengaitkan kecelakaan itu dengan kinerja, pelatihan, atau cuaca. Namun saat pesawat Sriwijaya jatuh pada tahun 182, tidak ada yang masih hidup. Jatuhnya 737-500 menandai bencana terburuk ketiga di Indonesia.

Untuk menerima semua berita tentang Tamil Indian Express di aplikasi Telegram segera t.me/ietamil

Dapatkan semua Berita Tamil Terbaru dan Tamil Nadu News di Indian Express Tamil. Anda juga dapat menangkap semua Berita Dijelaskan Tamil terbaru dengan mengikuti kami di Indonesia dan Facebook

READ  Amandemen Komisi Minoritas Negara Bagian - Pembebasan Pemerintah Tamil Nadu!