Sabtu, Desember 14, 2024
BerandaBerita TeratasJangan sampai gelombang kedua COVID-19 terjadi di Indonesia: Satgas - Nasional

Jangan sampai gelombang kedua COVID-19 terjadi di Indonesia: Satgas – Nasional

Date:

Related stories

Satgas COVID-19 nasional telah mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah gelombang kedua infeksi di Indonesia.

Juru bicara satuan tugas, Wiku Adisasmito, mencatat bahwa sejumlah negara saat ini mengalami gelombang kedua COVID-19 dan beberapa di antaranya telah menerapkan kembali penguncian.

Wiku berharap situasi seperti itu tidak terjadi di Indonesia dan meminta masyarakat untuk waspada.

“Beberapa negara di Eropa seperti Prancis, Jerman, Belgia, dan Yunani sedang mengalami gelombang kedua COVID-19,” kata Wiku, Kamis, seperti dikutip dari Reuters. kompas.com.

“Jangan sampai ini terjadi pada kami di Indonesia. Kami meminta masyarakat disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan 3M dan menghindari keramaian,” kata Wiku.

Dia mengacu pada mencuci tangan (mencuci tangan secara teratur), memakai masker (memakai topeng) dan jaga jarak (menjauhkan).

Dia mengatakan, peningkatan kasus COVID-19 yang terus menerus di sejumlah negara di Eropa menggambarkan risiko penularan yang tidak terkontrol dengan baik. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa banyak orang menganggap enteng protokol kesehatan.

Peringatan serupa sudah disampaikan Presiden Joko Widodo sebelumnya.

“Hati-hati, karena di Eropa sudah ada gelombang kedua, dimana [COVID-19] kasus meningkat drastis. Jadi, jangan sembarangan, jangan lengah, begitulah kejadian ini [second wave] tidak akan terjadi di negara kita, “kata Jokowi dalam sidang Kabinet di Istana Kepresidenan Jakarta Pusat, Senin.

Di beberapa aspek, Indonesia menunjukkan peningkatan, antara lain persentase kasus aktif dan angka kesembuhan.

“Kita ada 13,78 persen kasus aktif, rata-rata di dunia 25,22 persen kasus aktif. Ini harus ditekan, agar angka 13,78 persen terus kita potong,” kata Jokowi seperti dikutip tribunnews.com.

“Sekarang kita 82,84 persen, rata-rata dunia 72 persen, jadi recovery rate kita juga lebih baik. Ini harus ditingkatkan,” kata Jokowi.

READ  Demonstrasi Gerakan 17 Mei (Foto)

Namun, dia mencatat angka kematian Indonesia berada di atas rata-rata dunia. “Kita masih di angka 3,38 persen, rata-rata dunia 2,5 persen. Ini perlu kita perhatikan,” kata Jokowi.

“Kami harus tetap fokus mengelola [COVID-19] dan menjaga keseimbangan antara penanganan kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi. Rasanya sudah puluhan kali saya sampaikan, tapi perlu saya tegaskan sekali lagi, ”kata Jokowi.

Kasus positif COVID-19 baru harian Indonesia kembali ke angka 4.000 pada hari Kamis setelah sebelumnya turun menjadi 2.000.

Berdasarkan data pemerintah sejak Kamis tengah hari, ada tambahan 4.065 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir, sehingga penghitungan menjadi 425.796 infeksi. Selain itu, ada tambahan 3.860 pasien COVID-19 yang telah pulih, sehingga total menjadi 357.142 pemulihan. Sementara itu, ada tambahan 89 korban jiwa, sehingga jumlah korban tewas menjadi 14.348 orang. (iwa)

Catatan Editor: Artikel ini adalah bagian dari kampanye publik oleh satuan tugas COVID-19 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pandemi.

Latest stories